Tepas

Jumat, 31 Desember 2010

Tahun Baru...Pabaru....New Year....

Tak terasa kawan, kita sudah dipenghujung tahun 2010. Lalu, patutkah kita merayakannya? Itu tergantung kalian dan personal masing – masing. Nah, lalu apa yang dibahas kali ini? MACAM -MACAM TAHUN BARU. Loh, emang ada berapa tahun baru?? Ok, kita cek sekarang.

SAKA
Kalender Saka berawal pada tahun 78 Masehi dan juga disebut sebagai penanggalan Saliwahana (Sâlivâhana). Kala itu Saliwahana yang adalah seorang raja ternama dari India bagian selatan, mengalahkan kaum Saka. Tetapi sumber lain menyebutkan bahwa mereka dikalahkan oleh Wikramaditya (Vikramâditya). Wikramaditya adalah seorang musuh atau saingan Saliwahana, beliau berasal dari India bagian utara.
Mengenai kaum Saka ada yang menyebut bahwa mereka termasuk sukabangsa Turki atau Tatar. Namun ada pula yang menyebut bahwa mereka termasuk kaum Arya dari suku Scythia. Sumber lain lagi menyebut bahwa mereka sebenarnya orang Yunani (dalam bahasa Sansekerta disebut Yavana yang berkuasa di Baktria (sekarang Afganistan).
Kalender Saka di Indonesia
Sebelum masuknya agama Islam, para sukubangsa di Nusantara bagian barat yang terkena pengaruh agama Hindu, menggunakan kalender Saka. Namun kalender Saka yang dipergunakan dimodifikasi oleh beberapa sukubangsa, terutama suku Jawa dan Bali. Di Jawa dan Bali kalender Saka ditambahi dengan cara penanggalan lokal. Setelah agama Islam masuk, di Mataram, oleh Sultan Agung diperkenalkan kalender Jawa Islam yang merupakan perpaduan antara kalender Islam dan kalender Saka. Di Bali kalender Saka yang telah ditambahi dengan unsur-unsur lokal dipakai sampai sekarang, begitu pula di beberapa daerah di Jawa, seperti di Tengger yang banyak penganut agama Hindu.
Mengenai Tahun Baru Saka, biasanya dilakukan pada sasih Kasanga, yaitu bulan Cetramasa, kurang lebih bertepatan dengan bulan Maret-April dan biasanya khusus Hindu Bali, mereka melakukan satu ritual terlebih dahulu yaitu Nyepi.

SHŌGATSU
Shōgatsu (正月 ) adalah tahun baru versi Jepang yang berlangsung pada tanggal 1 Januari sampai 3 Januari tiap tahunnya. Dalam bahasa Jepang, kata "shōgatsu" dulunya dipakai untuk nama bulan pertama dalam setahun, tapi sekarang hanya digunakan untuk menyebut tiga hari pertama di awal tahun.
Istilah "shōgatsu" juga digunakan untuk periode matsu no uchi (松の内) atau masa hiasan daun pinus (matsu) boleh dipajang. Di daerah Kanto, Matsu no uchi berlangsung dari tanggal 1 Januari sampai 7 Januari, sedangkan di daerah Kansai berlangsung hingga koshōgatsu (小正月, tahun baru kecil) tanggal 15 Januari. Tanggal 1 Januari adalah hari libur resmi di Jepang, tapi kantor pemerintah dan perusahaan swasta tutup sejak tanggal 29 Desember hingga 3 Januari. Bank dan lembaga perbankan tutup dari tanggal 31 Desember hingga 3 Januari, kecuali sebagian ATM yang masih melayani transaksi.
Sampai tahun 1970-an, sebagian besar toko dan pedagang eceran di daerah Kanto tutup hingga tanggal 5 Januari atau 7 Januari. Perubahan gaya hidup dan persaingan dari toko yang buka 24 jam membuat kebiasaan libur berlama-lama ditinggalkan. Mulai tahun 1990-an, hampir semua mal dan pertokoan hanya tutup tanggal 1 Januari dan mulai buka keesokan harinya tanggal 2 Januari, tapi biasanya dengan jam buka yang diperpendek. Hari pertama penjualan barang (hatsu-uri) di pusat pertokoan dimeriahkan dengan penjualan fukubukuro (kantong keberuntungan). Penjualan barang di semua mal dan pertokoan sudah normal kembali sekitar tanggal 4 Januari.

IMLEK
Imlek (lafal Hokkian dari 阴历, pinyin: yin li, yang artinya kalender bulan) atau Kalender Tionghoa adalah kalender lunisolar yang dibentuk dengan menggabungkan kalender bulan dan kalender matahari.
Kalender Tionghoa sekarang masih digunakan untuk memperingati berbagai hari perayaan tradisional Tionghoa dan memilih hari yang paling menguntungkan untuk perkawinan atau pembukaan usaha. Kalender Tionghoa dikenal juga dengan sebutan lain seperti "Kalender Agrikultur" (nónglì 农历/農曆), "Kalender Yin 阴历/陰曆" (karena berhubungan dengan aspek bulan), "Kalender Lama" (jìulì 旧历/舊曆) setelah "Kalender Baru" (xīnlì 新历/新曆) yaitu kalender masehi, diadopsi sebagai kalender resmi dan "Kalender Xià 夏历/夏曆" yang pada hakekatnya tidak sama dengan kalender saat ini.


MUHARRAM
Muharram (محرّم) adalah bulan pertama dalam penanggalan Hijriyah. Muharram berasal dari kata yang artinya 'diharamkan' atau 'dipantang', yaitu dilarang melakukan peperangan atau pertumpahan darah.
Tanggal 1 Muharram adalah hari Tahun Baru dalam agama Islam.


TếT NGUYÊN ĐÁN
Tết Nguyên Đán (Hán nôm: 節元旦, "perayaan pagi pertama") atau lebih umum dikenal sebagai Tết, adalah perayaan tahun baru di Vietnam. Tahun baru Tết merupakan hari raya terpenting di Vietnam yang sudah dirayakan sejak tahun 500 SM.
Tahun baru Tết ditentukan berdasarkan perhitungan kalender Tionghoa dan banyak tradisi tahun baru Tết yang mirip dengan tradisi tahun baru Imlek. Hari raya Tết juga dirayakan bersamaan dengan tahun baru Imlek, walaupun tidak selalu dirayakan pada tanggal yang sama. Perbedaan zona waktu antara Hanoi dengan Beijing menyebabkan tanggal perayaan tahun baru Tết bisa terlambat 1-2 hari hingga di hari ke-3 bulan yang pertama. Orang Vietnam sudah bersiap-siap sejak beberapa minggu sebelumnya dengan memasak makanan istimewa dan membersihkan rumah. Di hari raya Tết, orang Vietnam pergi ke vihara dan mengunjungi sanak keluarga.

ROSH HASHANAH
Rosh Hashanah (ראש השנה) adalah tahun baru dalam penanggalan Yahudi. Sebenarnya, Yudaisme memiliki empat hari "tahun baru" yang menandai berbagai "tahun" resmi, seperti halnya 1 Januari menandai tahun baru dalam penanggalan Gregorian. Rosh Hashanah adalah tahun baru untuk manusia, binatang, dan kontrak hukum.

TAHUN BARU MASEHI
Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM. Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir. Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulanFebruari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.


SONGKRAN
Festival Songkran merupakan hari perayaan nasional untuk menyambut Hari Tahun Baru Thai yang biasanya berlangsung pada tanggal 13 hingga 15 April. Bagi warga Thailand, Songkran cukup sakral. Untuk itu, pada hari itu dijadikan waktu yang paling tepat untuk menyucikan diri dari perbuatan dosa.
Upacara pembukaan Songkran berlangsung di Phra Chetupon Wimol Manklaram atau Temple of the Reclining Budha, Bangkok pada tanggal 10 April 2010. Untuk memeriahkan, berbagai pertunjukan budaya didemonstrasikan termasuk ritual pemandian patung Budha, hingga pameran makanan tradisional Thailand.
Atraksi utama Songkran adalah pemyiraman air. Setiap orang di Thailand harus bersedia mendapat siraman air dari orang lain hingga wajah dan seluruh tubuhnya basah kuyup. Mulai dari keluarga, teman dekat hingga orang yang dituakan berhak menyiram dan disiram sepuasnya.
Songkran sebenarnya adalah tahun baru di Thailand. Saat songkran, rakyat Thailand mudik ke rumah mereka, mirip Lebaran bagi umat islam. Patung - patung Budha di wihara di cuci bersih dan di arak keliling kota. Mereka juga membawa makanan ke wihara untuk di persembahkan pada para Biksu. Ada juga yang membawa tanah ke wihara dan membuat gunung - gunung kecil di halaman wihara yang di hias dan mereka memanjatkan doa dan permohonan. Di jalan – jalan, warga saling menyiram air pada orang di sekitarnya untuk membersihkan diri di tahun baru. Jadi seperti pesta air besar-besaran juga, karena bertepatan dengan bulan April di mana Thailand sangat panas suhunya.

NAWRUZ
Naw-Ruz di keyakinan Baha'i adalah salah satu dari sembilan hari suci untuk penganut Baha'i di seluruh dunia dan hari pertama kalender Baha'i yang terjadi pada vernal equinox, sekitar tanggal 21 Maret. Norouz pada zaman sekarang, adalah perayaan hari libur tahun baru tradisional Iran dan dirayakan di seluruh negara di Timur Tengah dan Asia Tengah seperti di Iran, Azerbaijan, Afghanistan, dan Tajikistan. Sejak zaman kuno, itu telah menjadi hari libur nasional di Iran dan dirayakan oleh lebih dari satu kelompok agama.
Bab, pendiri Bábism, dan kemudian Bahá'u'lláh, pendiri Baha'i Faith, diadopsi sebagai hari suci dan terkait dengan Nama Allah Maha Besar. Bab, pendiri Bábism, menetapkan kalender baru yang terdiri dari 19 bulan, masing-masing bulan terdiri dari 19 hari. Setiap bulan dinamai dengan nama Allah. Lalu masing-masing dari sembilan belas hari juga dinamai dengan nama – nama Allah.

TAHUN BARU CANDRA KALA SUNDA
Siapa bilang orang Sunda tidak punya tahun Baru? Disadari atau tidak, kita sudah melewati Tahun Baru Candra Kala Sunda yaitu pada tanggal Kartika 1s Soma-Wage 1947/8 Dzulhijah 1431 H/15 November 2010. Seorang budayawan Sunda, Ali Sastramidjaja (Abah Ali), pada awal tahun 2005 memperkenalkan Kala Sunda, kalender lunar Sunda yang memulai perhitungan sejak tahun 122 Masehi. Sistem perhitungan Kala Sunda persis sama seperti Hijriyah-Jawa. Dalam sewindu ada tiga tahun kabisat, sehingga jika misalnya awal windu (indung poé) Ahad Manis, maka awal windu selanjutnya Ahad Manis juga. Setiap 120 tahun satu hari dihilangkan, sehingga indung poébergeser dari Ahad Manis menjadi Sabtu Kliwon, kemudian pada gilirannya menjadi Jumat Wage, dan seterusnya.

Nama-nama bulan (Kartika, Margasira, Posya, Maga, Palguna, Setra, Wesaka, Yesta, Asada, Srawana, Badra, Asuji), nama-nama hari (Radite, Soma, Anggara, Buda, Respati, Sukra, Tumpek), serta pembagian bulan menjadi suklapaksa dan kresnapaksa sehingga tidak ada tanggal 16. Tetapi berbeda dengan kalender Saka, Kala Sunda menetapkan tanggal satu saat bulan berwujud setengah lingkaran. Istilah Sansekerta suklapaksa (parocaang), yang pada kalender Saka berarti “separo bulan (half-month) sampai purnama”, pada Kala Sunda mempunyai arti lain yaitu “bulan terlihat separo (half-moon)”. Perbedaan lain: Kartika, bulan ke-8 kalender Saka, menjadi bulan pertama dalam Kala Sunda.

Hari-hari pasaran (pancawara) dalam Kala Sunda berselisih dua hari dengan kalender Jawa, misalnya Manis (Legi) dalam kalender Jawa menjadi Pon dalam Kala Sunda. Jika dalam kalender Jawa tahun dalam sewindu ditandai menurut numerologi huruf Arab (Alif-Ba-Jim-Dal-Ha-Waw-Zai), dalam Kala Sunda ditandai dengan nama hewan: Kebo (1), Keuyeup (2), Hurang (3), Embé (4),Monyét (5), Cacing (6), dan Kalabang (7).

Sekarang merupakan tunggul taun ke-17, periode 1921-2040 Kala Sunda (1985-2102 Masehi), di mana indung poé (1 Suklapaksa bulan Kartika) pada tahun pertama setiap windunya selalu jatuh pada hari Tumpek (Sabtu) Kaliwon. Sudah jelas?

Nah, saatnya kini kamu memilah dan memilih Tahun Baru mana yang akan kalian peringati. Semoga bermanfaat. Walau terlambat, saya mengucapkan Wilujeng Pabaru Kala Sunda 1947.

Selasa, 28 Desember 2010

Contoh Kala Sunda [KALENDER]

Udah ada yang liat Kalender Sunda? Ini dia, Kala Sunda Margasira = Desember 2010 - Januari 2011

Sabtu, 25 Desember 2010

Hiji Sihung Sunda Pupus ing Bhumi

"Leungiteun kuring leungiteun
dikamanakeun ieuh
dikamanakeun"

Inna lillahi wa inna ilaihi ra’jiun telah berpulang ke Rahmatullah tokoh budaya Sunda Bapak Drs H.R Hidayat Suryalaga di Bandung pukul 00.02 tanggal 25 Desember 2010. Berita ini dikirimkan oleh seorang teman melalui SMS.

Tatar Sunda kembali kehilangan salah satu putra terbaiknya, seorang yang sangat konsisten dalam mempertahankan budaya Sunda terutama dalam pemakaian basa sunda. Di awal tahun 90-an saya mengenal beliau. Banyak sekali kenangan bersama beliau, bahkan sering kami bermalam di rumah beliau untuk berdiskusi mengenai hal apapun tentang kehidupan.

Riwayat Hidup H. R. Hidayat Suryalaga Menamatkan Sekolah Rakyat pada tahuun 1954, melanjutkan ke SGA lulus tahun 1961. Kuliah di FKIP sampai tinggkat III tahun 1954 dan lulus da Fakultas Sastra Unpad tahun 1986.

Karirnya di mulai menjadi guru SR/SD dari tahun 1958-1966, guru SMP tahun 1966-1978 . Dari tahun 1978-1980 menjadi guru SGA, setelah itu menjadi guru SMA dari tahun 1980-1984. Pada Tahun 1986 menjadi Dosen di Fakultas Sastra UNPAD sampai tahun 1998. Dana pada tahun 1992 mulai mengajar juga di UNPAS sampai dengan tahun 2001.

Selain mengajar Pak Hidayat juga produktif menghasilkan buku-buku terutama yang berkaitan dengan budaya sunda. Selain buku juga menulis naskah drama sebanyak 36 naskah dan hampir semuanya sudah dipentaskan . bahkan beberapa kali juga pernah menjadi aktor dalam naskah yang dipentaskan bersama Teater Kiwari. Buku-buku yang ditulisnya antara lain buku bahan ajaran untu Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ada jugabukunya yang isinya bahan ajaran saperti “Étika sarta Tatakrama” (1994), “Wulang Krama” (5 jilid, 1994), “Gending Karesmen & Dramaturgi” (1995), “Kiat Menjadi MC Upacara Adat Sunda” (1996), “Rinéka Budaya Sunda I” (a., 1997), dan Wawacan Lutung Kasarung (1984).

Hmmmm...rasanya baru kemarin saya bertemu dengan Abah "Panggilan H.R. Hidayat Suryalaga" di Pelatihan Kepemimpinan Putra Sunda 8. Rasanya baru kemarin saya mendengar semua hal tentang etika, falsafah dan tatakrama sunda dari beliau disana. Hiji sihung sunda pupus ing bhumi. SAHA DEUI ATUH NU JADI KI SUNDA TEH?? URANG !!

Jumat, 24 Desember 2010

Antara Justin Bieber sampai Super Junior.

Ayo kita belajar Kimia sejenak.....

Cairan ini:


Ditambah cairan ini:


Hasilnya adalah ini:


wakakakakak
Dan bisa disamakan dengan ini:


Selamat menonton. Hahahahahahahahaha

Minggu, 19 Desember 2010

Kalender Sunda

Udah pernah denger tentang kalender Sunda? Sekarang ini lagi digiatkan loh tentang Kalender yang sudah terkubur dan terlupakan oleh orang sunda dan dunia. Sistem kalender Sunda mengenal dua macam sistem. Yaitu sistem Candrakala dan Suryakala atau Perhitungan bulan dan perhitungan matahari. Di kalender ini juga mengenal yang namanya tahun pendek dan tahun panjang. Untuk tahun pendek berisi Surya 365 hari; Candra 354 hari sedang kalau tahun panjang berisi Surya 366 hari; Candra 355 hari.

Kala Surya Saka Sunda (Tahun Surya) mengenal aturan, “tiga tahun pendek, keempatnya tahun panjang. Akan tetapi, setiap tahun yang habis dibagi 128, dijadikan tahun pendek. Akhir tahun Surya adalah ketika matahari berada di titik paling selatan”.
Kala Candra Caka Sunda (Tahun Candra) punya aturan bahwa “dalam sewindu (8 tahun), tahun ke-2, ke-5, dan ke-8 adalah tahun panjang, sisanya tahun pendek. Setiap tahun ke-120 dijadikan tahun pendek. Setiap tahun yang habis dibagi 2.400 dijadikan tahun panjang”. Kala Candra (yang dipakai dalam sistem penanggalan Sunda) memiliki keistimewaan tersendiri, yakni “ciples”. Artinya, jika awal windu (biasa disebut indung poe) Senen Manis, maka akhirnya adalah Ahad Kaliwon. Keistimewaan lainnya, indung poe baru berganti setelah 120 tahun, mulai dari Senen Manis, Ahad Kaliwon, Saptu Wage, Jumaah Pon, Kemis Pahing, Rebo Manis, Salasa Kaliwon, hingga terakhir Rebo Pahing. Jika dihitung, “kejadian” itu berlangsung dalam waktu 84.000 tahun. Artinya, pada tahun ke-84.001, indung poe kembali kepada Senen Manis. Dalam perjalanan 84.000 tahun itu, sistem penanggalan Sunda juga mengenal “Dewa Taun”, yakni hari pertama dan terakhir setiap kurun waktu 2.400 tahun.

Kita biasa mengenal dibawah tanggal dikalender kita ada kata - kata seperti Wage, Kliwon, Legi, Pahing, dan Pon. Dan sudah kita ketahui itu adalah struktur dari Kalender Jawa. Dan ternyata struktur hari di Jawa dan Sunda sangat berbeda meskipun memiliki kesamaan kata yaitu: Manis, Pahing, Pon, Wage, Kaliwon udah tahu dimana bedanya??? Yap, Legi dan Manis. di Jawa ada Legi di Sunda ada Manis.

Lalu bagaimana nama hari yang biasa kita kenal dengan Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum'at, Sabtu dan Minggu? Ternyata Kalender Sunda memiliki nama sendiri untuk tiap nama hari dalam satu pekan. yaitu:
- Senin : Soma
- Selasa : Anggara
- Rabu : Buda
- Kamis : Respati
- Jumaah : Sukra
- Sabtu : Tumpek
- Ahad/Minggu : Radite/Dite

Jadi Hari ini adalah tanggal 19 Desember 2010 dalam kalender Sunda adalah Radite-Pon 5s Margasira 1947 Candra Kala Sunda.

Bulan dalam Kalender Sunda sebenarnya seperti di Horoskop, yaitu:
* November - Desember 2010 : Kartika
* Desember - Januari 2011 : Margasira
* Januari - Februari 2011 : Posya
* Februari - Maret 2011 : Maga
* Maret - April 2011 : Palguna
* April - Mei 2011 : Setra
* Mei - Juni 2011 : Wesaka
* Juni - Juli 2011 : Asada
* Juli - Agustus 2011 : Yesta
* Agustus - September 2011 : Srawana
* September - Oktober 2011 : Badra
* Oktober - November 2011 : Asuji

Berati kalau kita lahir pada tanggal 3 Januari, di tahun 2011 jatuh pada Kala Sunda, jatuh pada tanggal Soma-Pon 5k Margasira 1947 Candra Kala Sunda. wow!! Ada yang tertarik untuk mengetahui tanggal lahir di Kala Sunda?

Aksara Sunda Dari Jaman Ke Jaman

Siapa yang tahu ada berapa macam aksara sunda dan perubahannya????????????? Mungkin kalian hanya mengetahui aksara Kaganga yang sekarang beredar di buku - buku sekolah atau bahkan kalian tidak mengetahuinya??? wow, inilah saatnya kawan untuk terus melestarikan Aksara kita sendiri. Mau tahu ada berapa? Semuanya ada 9 Aksara yang berubah dari huruf Pallawa lalu ke huruf Prasasti Geger Hanjuang di tahun 1200 Masehi sampai ke Sunda Rekaan di abad ke 21.

Proses perubahan
> Aksara Pallawa > Aksara Prasasti Geger Hanjuang 1200 M > Aksara Batu Tulis Kawali 1500 M > Aksara Piagam Kabantenan 1600 M > Aksara Batu Tulis Bogor 1600 M > Aksara Naskah Carita Parahyangan 1600 M > Aksara Ratu Pakuan 1800 M > Aksara Sunda - Jawa (Basisir) 1800 M > Aksara Sunda Rekaan Anyar Abad 21


















Namun hanya 3 Aksara yang lengkap struktur Vokal dan Konsonan serta Pananda sora (Vokalisasinya) yaitu Aksara Sunda Ratu Pakuan, Aksara Sunda - Jawa (Basisir) atau oleh sebagian ahli disebut aksara Kawi dan Aksara Sunda Rekaan Anyar. Seperti apa bentuknya? Ini dia:
AKSARA SUNDA RATU PAKUAN



AKSARA SUNDA - JAWA (BASISIR)



AKSARA SUNDA REKAAN ANYAR




Demikianlah beberapa spesies Aksara Sunda dan perubahannya. hahahaha. semoga bermanfaat kawan :)

Sunda dan Huruf "P"

KATA siapa Orang Sunda gak bisa nyebut F??? Pitnah itu mah!

Begitulah biasanya kalau orang sunda menyangkal persepsi orang lain tentang tidak bisanya Orang Sunda melafalkan huruf F atau V. Dengan nada menyangkal namun tetap dalam konteks bercanda, Orang Sunda khususnya anak muda selalu mengucapkan kalimat tersebut.

Sudah menjadi rahasia umum, bahwa sebagian orang Sunda sulit melafalkan huruf ‘f’ dan ‘v’. Misalnya ketika menyebutkan nama Veni atau Feri maka lawan bicaranya akan bertanya P-nya Fanta atau P-nya VW. Hal ini menunjukan kebingungan bagi orang yang diajak bicara karena ketidakjelasan seorang Sunda dalam melafalkan bunyi P, F, atau V. Hal tersebut tentu menjadi pengalaman tersendiri bagi orang Sunda. Bahkan sindir Jamaludin Wiartakusumah dalam Kompas (18/09) orang Sunda tidak akan bisa menjadi Presiden Finlandia karena tidak bisa melafalkan bunyi f dan v.

Kekurangmampuan orang Sunda dalam melafalkan konsonan tersebut dalam bunyi kata atau bahasa bahkan sudah menjadi wacana-wacana di ruang akademis, ruang diskusi serta ruang maya. Saya sendiri mengalaminya ketika diskusi baik di kelas ataupun ruang maya, seseorang mengatakan kepada saya, bahwa Pitnah (dengan huruf P) jika saya tidak bisa bicara dengan huruf f. Artinya walaupun orang Sunda bisa membedakan huruf-huruf tersebut dan mampu melafalkannya namun dalam implementasinya selalu menyamaratakan huruf-huruf tersebut.

Arkeologi Bahasa

Aksara dan bahasa Sunda Kuno sudah hidup ratusan tahun lamanya. Jika merujuk pada berdirinya kerajaan pertama, umurnya sudah ribuan tahun. Tulisan dengan huruf Sunda muncul tahun 500-an seperti digunakan dalam tulisan prasasti yang ditemukan di Bogor. Aksara Sunda Kuno ini dikenal dengan Istilah Kaganga. Dalam Huruf Kaganga tidak dikenal huruf Va atau Fa, yang ada hanya Pa. Ratusan tahun lamanya tradisi pelafalan konsonan P (pe) tanpa mengenal huruf V (vi) atau F (ef) mengendap dalam alam pikiran Manusia Sunda sehingga wajar jika orang Sunda tidak terbiasa melafalkan konsonan tersebut dalam bunyi bahasa.

Beratus-ratus tahun tradisi ini digunakan secara turun-temurun. Persentuhan dengan pendidikan modern (kolonialism) tidak membuat alam pikiran manusia Sunda berubah termasuk dalam melafalkan bunyi huruf. Namun orang yang tertempa pendidikan modern sedikit demi sedikit tergeser dan terbiasakan dengan pelafalan huruf f, p dan v. Persentuhan dengan dunia modern tersebut menggeser alam pikiran sebagian manusia Sunda sehingga tidak sadar bahwa pada awalnya huruf F dan V tersebut sama sekali tidak dikenal dalam alam pikiran manusia Sunda.

Walaupun dalam kehidupan Sunda modern sebagian alam fikirannya sudah tergeser oleh alam pikiran modern namun bagi sebagian yang lain alam pikiran sunda ini terus mengendap. Aksara latin modern sudah dikenalkan, namun dalam pengucapan tetap saja masih alam pikiran manusia Sunda. Maka muncullah istilah kampungan terhadap manusia Sunda yang tidak mampu atau sulit melafalkan V atau F walaupun hidup dalam lingkungan akademis sekalipun.

Inilah apa yang disebut sebagai pikiran arkeologis oleh Pengamat dan ahli budaya Sunda, Jakob Sumarjo. Menurut pandangannya dalam buku ‘Simbol - simbol Artefak Budaya Sunda (2009), alam pikiran manusia Sunda yang tercermin dari peninggalan budayanya—dalam hal ini aksara Sunda—dapat dirujuk dari tingkah laku manusianya. Menurutnya alam pikiran yang mengendap menjadi pengetahuan nilai-nilai seseorang, bukan hanya terdiri dari perolehan nilai sekarang, tetapi juga dari masa-masa lampau masyarakatnya. Nilai-nilai arkeologi tersebut menurut Jakob Sumarjo kadang tidak disadari oleh para pelakunya. Inilah yang dijadikan dasar penulis untuk menafsirkan perihal kesulitan manusia Sunda dalam melafalkan konsonan F dan V dalam bahasa kesehariannya.

Bunyi huruf yang diartikulasikan dalam bahasa Sunda juga merupakan arkeologi pikiran. Arkeologi pikiran tersebut lanjut Jakob Sumardjo mengendap dan terpendam dalam pengalaman bawahnya. Pikiran-pikiran tua dalam melafalkan bunyi bahasa akan muncul manakala pikiran tidak dikuasai sepenuhnya. Ketidakmampuan dalam melafalkan bunyi beberapa konsonan yang tidak terdapat dalam alam pikiran manusia Sunda tersebut akan dibawa kemanapun ketika seorang manusia Sunda pergi. Hal ini tidak dapat dihilangkan begitu saja karena ini adalah apa yang disebut Jakob Sumardjo sebagai pikiran otentik manusia Sunda. Oleh karena itulah, walaupun telah tertempa pendidikan modern yang mengenalkan pikiran baru dalam dunianya seorang manusia Sunda yang memiliki arkeologi pikiran local, jika kesadaran tidak dikuasainya maka bunyi konsonan v/f akan tetap berbunyi p.

Modernisasi Huruf Sunda Kuno

Modernisasi mengharuskan kita beradaptasi dengan lingkungan baru, begitupun dalam persoalan aksara. Sejak kemunculan wacana lokalitas, huruf Sunda kuno diperkenalkan lagi bahkan di setiap nama jalan di Jawa Barat selalu diiringi dengan terjemahan dalam aksara Sunda kuno. Adaptasi dilakukan karena berkaitan dengan penyesuaian huruf-huruf yang ada dalam aksara Sunda kuno dengan huruf-huruf yang terdapat dalam aksara latin sebagai aksara pergaulan. Adaptasi huruf tersebut diantaranya adalah penambahan huruf V (Vi) dan F (Ef). Dalam aksara Sunda huruf tersebut dibaca menjadi Va [va] dan Fa [fa]. Huruf lainnya adalah X (eX), Z (Zet), dan Q (Qiu). Dalam aksara Sunda kuno aksara tersebut dibaca menjadi Xa [xa], Za [za] dan Qa [qa]. Penyesuaian huruf-huruf tersebut tentu saja sebagai upaya pemudahan transliterasi antar kedua aksara tersebut. Adaptasi tersebut dilakukan oleh Team penyusun Aksara Sunda, Undang A. Darsa seorang ahli Aksara Sunda dan peneliti filologi beserta teamnya.

Nyunda itu Gaul

Sebagian individu Sunda bangga dengan kesundaannya, mulai dari bahasa, seni musik, dan adat. Namun bagi remaja kebanyakan, baik di pusat kota ataupun daerah priangan lainnya sudah mulai bangga menggunakan bahasa Betawi atau bahasa Indonesia. Ia merasa bahwa dengan berbahasa Indonesia sudah menjadi remaja gaul dan berpendidikan. Konstruksi ini menggeser citra bahasa Sunda sehingga dianggap kampungan. Hal ini tentu saja sebagai sebuah budaya tuturut munding remaja akan trend bahasa.

Sesuatu yang mewangi daerah tentu saja tidak kampungan sebagaimana yang dituduhkan karena dalam wacana komunikasi kata-kata tidaklah bermakna, karena kitalah yang memaknainya, word don’t mean but people mean. Sehingga muncullah bahasa Sunda gaul versi remaja yaitu bahasa khas yang selalu digunakan oleh ABG, campuran antara Bahasa Sunda dan Bahasa Indonesia. Bahasa Gaul ini sudah menjadi satu hal yang lumrah dalam masyarakat remaja Sunda walaupun untuk kalangan remaja elitis cukup dominan bahasa gaul ala betawi.

Namun apapun versi bahasa yang digunakan, yang gaul saat ini adalah yang sadar akan lokalitasnya sesuai dengan wacana rekonstruksi modernitas dengan istilahnya sendiri, menjadi manusia Postmo, think globaly act localy. Dengan demikian jikapun kita sangat kental kesundaannya berbahasa namun kita menguasai permasalahan-permasalahan yang menjadi dunianya, layaklah diapresiasi, karena yang nyunda seperti inilah yang sebetulnya layak dikatakan sebagai gaul.

Bandung...Oh Bandung

NAMA JALAN DI BANDUNG PART I

Anda Orang Bandung? Atau anda tinggal di Bandung? Apakah anda tahu dulunya Jalan yang anda tempati saat ini bernama apa? Tentunya ada yang sudah tahu atau memang mengetahuinya. Atau bahkan anda sama sekali tidak tahu? Ini dia beberapa nama Jalan yang sudah diberi nama sejak jaman Kolonial atau nama sebelum saat ini.

(Format: Nama Jalan Sekarang : Nama Jalan Sebelumnya)

A.B.C : A.B.C Straat
Abdurachman Saleh : Van der Hoopweg
Aceh : Atjehstaraat/Menadostraat
Adipati Kertabumi : Nic Maeslan
Ahmad Yani : Groote Postweg Oost/Jalan Raya Timur
A.H. Nasution : Jalan Sindangpalay-Ujungberung-Cipadung
Aksan : Aksanweg
Alani : Alaniweg
Alun - alun Timur : Aloon - aloon Oost
Ambon : Ambonstraat
Angandara, Gang : Angandaraweg
Angrek : Melatilaan
Arjuna : Ardjoenaweg
Aruna : van Warden Poelmanweg
Arya Jipang : de Jonghlaan
Asia - Afrika : Groote Postweg/Jalan Raya Timur
Astanaanyar : Astanaanjarweg
Astina : Astinaweg
Ayudia : Ajoediaweg

Babakan Ciamis, Gang : Babakan Tjiamis
Babatan : Babatanweg
Badaksinga : de Bazelweg
Bagusrangin : Hobbemalaan
Bahureksa : Gelriasstraat
Bali : Balistraat
Balonggede : Balonggedeweg
Banceuy : Bantjejweg/Oude Kerkkofweg
Banda : Bandaweg
Bangka : Bangkaweg
Banten : van der Wijcweg
Bapa Husen : Trompweg
Barata, Gang : Barataweg
Baros, Gang : Barosweg
Bawean : Baweanweg
Begawan Sempani : Kruisweg
Belakang Pasar : Achter Pasarstraat
Belimbing : Blimbinglaan
Belitung : Bilklitonstraat
Bengawan : Bengawanlaan
Blanak : Blanakstraat
Bogor : Jacob Mosselweg
Bosscha : Admiraal de Ruyterlaan
Braga : Bragaweg, Karrenweg, Pedatiweg
Brantas : Brantasstraat
Buahbatu : Boeahbatoeweg
Bukit Jarian : Boekitdjarianweg
Bukittunggul : Boekittoenggoellaan
Bungur : Boengoerlaan
Bungsu : Boengsoeweg
Burangrang : Boerangrangweg
Buton : Tjiboenoetweg

Cakranegara : Tjakranegaraweg
Cemara : Tjemaraweg
Cendana : Barendzstraat
Centeh : Speelmanstraat
Ceremai : Tjiremailaan
Cianjur : Poulsenstraat
Cibadak : Tjibadakweg
Cibeunying : Tjibeunjingstraat
Cibuni : Tjiboeniweg
Cibunut Dalam : Tjiboenoet Binnen
Cicendo/Sisimangaraja : Tjitjendoweg
Cihampelas : Lembangweg
Cihapit : Tjihapitweg
Cikapayang : Tjikapajangweg
Cilaki : Tjilakistraat
Cikapundung Barat : Tjikapoendoeng West
Cikapundung Timur : Tjikapoendoeng Oost
Cikuray : Tjikoerajlaan
Cikutra : Engelenweg
Cilamaya : Tjilamayaweg
Cilentah : Tjilentahweg
Ciliwung : Tjiliwoengstraat
Cimandiri : Dammeweg
Cimanuk : Tjimanoekstraat
Cipunagara : van Neckstraat
Cirebon : Maconiststraat
Cisanggarung : Kadtstraat
Cisangkuy : Tjisangkoejstraat
Citarum : Tjitaroemstraat
Citrayuda : Tjitrajoedaweg
Ciujung : Houtmanstraat
Ciumbuleuit : Breg en Dalseweg
Ciungwanara : Berlageweg
Ciwulan : Van Noortstraat
Culan : Caanalaan
Cumi - cumi : Tjoemi - tjoemistraat
Curie : Curieweg

Sabtu, 18 Desember 2010

Silih Asih, Silih Asah, Silih Asuh PART I

Pernahkan kalian mendengar atau mengetahui tentang Jargon Silih Asih, Silih Asah, Silih Asuh? Pasti sudah pernah dan mungkin tak asing lagi untuk kalian yang berada di Wilayah Provinsi Jawa Barat. Lalu, apa sih maksud Jargon tersebut? Mungkin kalian hanya mengetahui "Silih Asih Ku Pangarti, Silih Asah Ku Pangabisa, Silih Asuh Ku Pangaweruh". Kawan, bukan hanya itu makna yang terkandung dalam Jargon tersebut. Maksudnya??? Ini maksudnya:

Silih Asih

Silih Asih adalah tingkah laku yang memperlihatkan rasa kasih sayang yang tulus. Dengan Maksud mewujudkan suatu kebahagiaan di antara mereka. Oleh karena itu harus ada penandanya, yaitu mempunyai unsur:

> Asih adalah Kerja: Salahsatu dari aktualisasi rasa asih adalah kesiapan kita untuk bekerja, baik kerja yang bersifat fisik maupun secara non fisik, semisal berdo'a dengan harapan yang orang atau apa yang dikasihinya selalu mendapat kebahagiaan

> Asih karena adanya dedikasi: yaitu adanya keteguhan hati. Ini mengisyaratkan bahwa dalam silih asih, apa pun halangan yang menghadang selalu akan dilampauinya.

> Asih adalah kemampuan berdisiplin: terwujudnya rasa asih membutuhkan disiplin diri, kesetiaan dan kemampuan membatasi diri.

> Asih adalah membagikan tanggungjawab: timbulnya rasa asih disebabkan subyek dan obyek.

> Asih meminta kesabaran: bertemunya dua karakter yang berlatar belakang berbeda, tentu memerlukan kesabaran dalam menyamakan persepsi.

> Asih adalah nilai dan tujuan: Rasa asih adalah sesuatu yang abstrak, berkaitan dengan nilai spiritual.

> Asih adalah pangorbanan: Rasa asih kadang kala lebih mengedepankan kepentingan dirinya, sering bersifat egois.

> Asih adalah ekspresi diri: Rasa asih berada dalam tataran persiapan, sesuatu yang abstrak.

> Asih adalah realitas hidup: hidup di dunia adalah kenyataan, realita. Dengan menebarkan rasa asih, menjadi salah satu cara penampakan realita hidupnya.

> Asih perlu dengan kejujuran: Silih asih akan melibatkan dua pihak yang menerima apa adanya.

> Asih adalah timbulnya rasa bahagia sebagai hasil kerja sama: Rasa asih akan semakin bermakna, bila merupakan hasil jerih payah yang dicapai berkat rasa kebersamaan di antara mereka.

> Asih yaitu ekspresi rasa keindahan: karena rasa asih berkaitan dengan perasaan, maka tak pelak lagi akan bernuansakan keindahan.

> Asih terkadang menimbulkan kepedihan tetapi bisa dirasionalkan dan disublimasikan: Karena rasa asih adalah suatu gerak batin yang kadang kala sangat bersifat egois, maka tidak jarang dalam kenyataan sering menimbulkan kepedihan, tetapi bila rasa kepedihan diterima secara rasional, maka kepedihan itu akan berubah menjadi penerimaan yang ikhlas.

Nah, demikian beberapa maksud dari SILIH ASIH semoga bermanfaat.

Sunda Itu Apa Sih???

Kita sering mengetahui dan mengenal kata SUNDA. Satu etnis yang tinggal di belahan Barat Pulau Jawa. Lebih kita kenal Provinsi Jawa Barat. Tapi sudahkah kalian semua mengetahui asal mula kata Sunda itu sendiri? Saya yakin, kalian yang asli etnis Sunda pun belum tahu akan asal mula kata Sunda itu sendiri. Mungkin yang kalian tahu Sunda itu identik dengan Jaipongan dan Angklung atau Gamelan Degung. Oh kawan, kalian sangat menyesal kalau kalian benar - benar belum tahu Asal Kata Sunda itu. Ok, tak berlama - lama, ini data yang saya dapat dari Buku Kasundaan karya: Drs. H.R. Hidayat Suryalaga.

Basa Sansekerta (A Sanskrit-English Dictionary; Monierr Williams.- An Index to The Name in The Mahabarata; S. Sorensen. Sanskrit in Indonesia-Gonda)
1. Berakar kata sund, artinya bercahaya, terang benderang.
2. Salahsatu nama dari Dewa Wisnu yang mempunyai 1000 nama.
3. Nama salahsatu daitya, yaitu seorang satria raksasa dalam cerita
Upa Sunda dan Ni Sunda dalam sastra Adiparwa pada Epos Mahabharata.
4. Nama seorang satria wanara dalam Epos Ramayana.
5. Berasal dari kata cuddha, artinya putih.
6. Nama sebuah gunung pada masa silam yang berada di sebelah utara kota Bandung. Dikenal dengan nama Gunung Sunda yang terlihat putih karena diselimuti abu vulkanik (Gonda. 1973)

Basa Kawi (Kawi-Javaans Woordenbook; C.F. Winter Sr. – Java-Ned. Handwoordenbook; J.E.C. Gericke en T. Roorda. – Kawi-Balineesch- Nederlandsch Woordenbook. Dr. H.N.van der Tuuk. 1894)
1. Berarti Air
2. Berarti Tumpukan
3. Berarti Pangkat
4. Berarti Waspada

Basa Jawa (A Dictionary of The Sunda Language of Java; Jonathan Rigg)
1. Berarti Tersusun
2. Berarti Merangkap, menyatu
3. Berarti angka dua (2) dalam perhitungan candrasangkala/suryasangkala.
4. Berasal dari kata unda, artinya naik
5. Berasal dari kata unda, dalam arti terbang. (Ngapung)

Basa Sunda
1. Berasal dari sa-unda>sa-tunda, mengandung arti tempat menyimpan padi(Leuit)
2. Berasal dari kata Sonda, artinya bagus, indah.
3. Berasal dari kata Sonda, artinya senang.
4. Berasal dari kata Sonda, artinya unggul.
5. Berasal dari kata Sonda, artinya puas hati (Sugema)
6. Berasal dari kata Sonda, artinya setuju, sesuai dengan keinginan.
7. Dalam kata Sundara, artinya laki-laki yang tampan.
8. Dalam kata Sundari, artinya perempuan yang cantik rupawan.
9. Dalam kata Sundara, yaitu nama Dewa Kamajaya.
10. Artinya indah, molek.

Basa Kawi – Perancis (informasi dari DR. Viviane Sukanda Tessier dalam diskusi kebudayaan, Lembang 1990)
1. Artinya sangat indah dan subur (hejo ngemploh)

Basa Arab (Informasi dari Drs. H. Mansyur Suryanegara dalam dialog kebudayaan, Bandung, 1997)
1. Tersusun atas huruf Arab yang berasal dari SYIN (س) NUN (ن) DAL(ذ) penamaan satu wilayah yang bergunung – gunung. Seperti kontur Tatar Sunda yang bergunung – gunung, termasuk Gunung Krakatau di selat Sunda dan palung Sunda.
2. Diartikan pula wilayah tempat orang kembali lagi. Karena mereka orang dari Timur Tengah akan kembali lagi ke Tatar Sunda untuk mendapatkan rempah – rempah.

Nah, itulah beberapa data yang saya dapatkan, anda baru tahu kan? Ayo manfaatkan ilmu untuk kemajuan peradaban tanpa melupakan Kebudayaan!!

PAMALI

PAMALI!! "What the hell, apaan sih? Jadul banget sih, pakai pamali pamali segala. Kayak Orang tua jaman dulu ajah!"

Ya, mungkin itulah cerminan kata yang biasa diucapkan seupama ada seseorang yang berucap dibarengi oleh kata Pamali contohnya, "Ulah diuk dilawang panto, bisi jauh ti jodo" (jangan duduk di pintu, nanti jauh dari jodoh) padahal kalau di logika kan, kalau duduk di pintu itu bukan jauh dari jodoh tapi menghalangi orang yang hendak masuk. seperti itu sinopsisnya.
PAMALI, Wah, mulai berimajinasi tentang kata itu. Pamali, yah pamali, kata itu pasti selalu melekat pada setiap insan dari Suku Sunda atau bahkan dari Suku Lain yang besar hidup dan mati atau dalam bahasa sunda, hirup kumbuh, hurip jeung hirup di tatar Sunda. Pamali, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kalian akan menemukan kata Pemali yang artinya adalah pantangan atau larangan berdasarkan adat. Sedangkan dalam Kamus Basa Sunda kalian bisa mencari di kata Pamali yang artinya adalah “larangan sepuh anu maksudna teu meunang ngalakukeun hiji pagawean lantaran sok aya matakna”. Bisa menerjemahkannya? Ok, saya terjemahkan. Kurang lebih seperti ini “Larangan orang tua yang maksudnya adalah tidak boleh melakukan satu pekerjaan yang akan ada akibatnya”. Atau untuk menerjemahkan maksud kata – kata itu adalah, pamali merupakan sebuah larangan untuk melakukan atau mengucapkan sesuatu yang berakibat buruk bagi diri dan lingkungannya. Jika dilanggar, biasanya berhubungan dengan rizki, jodoh, keturunan dan keselamatan.

Pamali adalah Tradisi Lisan Khas Suku Sunda. Tradisi lisan seperti itu pernah dikenal dalam budaya lisan leluhur Sunda. Bahkan hingga kini masih ada sebagian masyarakat yang "percaya" terhadap tradisi lisan tersebut. Kalangan leluhur Sunda menyebut petuah-petuah seperti itu dengan satu kata yaitu "pamali". Kata pamali digunakan untuk mengatakan segala sesuatu yang bersifat tabu, jangan sekali-kali kita menanyakan mengapa ia bisa disebut pamali.

Pamali, biasanya berhubungan dengan sebuah kata lainnya yaitu Mitos, yang dianggap sebagian orang sebagai cerita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya berdasarkan rasio dan logika manusia, karena mitos adalah kumpulan cerita atau hal-hal yang dipercayai secara turun-temurun oleh suatu kelompok masyarakat tertentu.

Maka Mitos dianggap memiliki hubungan tertentu dengan kehidupan manusia di masa sebelumnya. Banyak orang tua yang sampai sekarang masih memegang teguh kepercayaan mereka tentang kebenaran sebuah mitos.

Tentu ada alasan yang kuat dibalik mitos yang mereka percayai itu. Alasan itu bisa merupakan hal yang sebenarnya atau hanya karena mereka sudah terbiasa hidup dengan mitos tersebut. Kadang-kadang kata pamali dan mitos jauh lebih ampuh dibanding dengan hukum atau aturan udang-undang. Jika kita telusuri alasan dibalik kata pamali, memang ada pesan-pesan moral yang terkandung di dalamnya.

Ada lagi sebuah kata yang erat dengan kata "pamali" dan "mitos", yaitu adat yang berasal dari Bahasa Arab. Adat artinya segala hal yang senantiasa tetap atau sering diterapkan kepada manusia atau binatang yang mempunyai nyawa.

Kata adat dipergunakan untuk menghaluskan perbuatan, perlakuan, yang membuat kebaikan dengan orang lain, yang sama adatnya dan tata cara pada umumnya. Dalam Bahasa Sunda ada istilah "kuat adat batan warah, ucing nyandingkeun paisan", yang artinya lebih kuat adat daripada pendidikan, seperti kucing mendampingi ikan, sebab pendidikan yang datangnya baru, walaupun sudah melekat dalam hatinya, kadang-kadang dilanggar, dan kembali lagi kepada adat kebiasaan asal yang dibawa secara kodrati.

Salah satu contoh kehidupan yang hingga kini masih memegang teguh kata-kata pamali, mitos dan adat, adalah komunitas Kampung Naga, Tasikmalaya. Salah satu keunikan Kampung Naga adalah pola hidup penghuninya, yang di jaman kini jarang ditemukan di daerah lain, yakni kehidupan yang selaras dengan alam.

Banyak di antara peneliti yang penasaran ingin mengetahui, apa rahasianya sehingga warga Kampung Naga mampu menjaga dengan baik hutan mereka, tanaman dan air yang ada di wilayahnya. Salah seorang sesepuh masyarakat di Kampung Naga, menyebut satu kata, yaitu: Pamali, itulah kata kuncinya.
Segala sesuatu yang dilarang untuk dilakukan di Kampung Naga berawal dari sebuah kata kunci tadi. Bagi masyarakat Kampung Naga, pamali merupakan larangan melakukan sesuatu yang dianggap tidak baik. Larangan itu berasal dari pemimpin dan nenek moyang mereka sebelumnya. Itu dipercaya serta dipatuhi oleh warga secara turun temurun hingga sekarang.

Pamali mengambil ikan dengan racun, pamali mengotori air sungai dengan sabun, pamai menebang pohon di hutan, merupakan beberapa contoh larangan yang diterapkan komunitas Kampung Naga. Orang Kampung Naga banyak sekali menggunakan kata pamali, mulai dari hal yang sepele sampai hal-hal yang besar. Dengan kata mujarab pamali inilah orang-orang di Kampung Naga menjaga kelestarian lingkungan hidupnya sampai ratusan tahun.

Tidak ada peringatan dilarang menebang pohon di tempat itu, tidak ada rambu larangan membuang sampah ditempel di pinggir sungai. Di sana memang tidak ada aturan tertulis, semuanya hanya diketahui dari mulut ke mulut. Menurut sesepuh Kampung Naga, sejak kecil anak-anak di sana sudah tahu apa-apa yang tidak boleh dilakukan dan apa yang harus dilakukan. Pengetahuan itu di dapat dari orang tua, kakek dan nenek mereka secara turun temurun.

Uniknya lagi, meski tidak ada peraturan yang jelas dan tertulis, tami semua orang menjadi patuh dan taat. Dengan peraturan pamali di Kampung Naga, tidak ada yang perlu ditanyakan lagi. "Kita tidak boleh bertanya lagi kenapa itu dilarang."
Ketaatan kepada pemimpin juga tak bisa ditawar-tawar. Sebagai masyarakat tradisional, orang Kampung Naga sangat patuh kepada pemimpinnya. Pemimpin dianggap orang suci yang memiliki kharisma.

Unsur kepercayaan banyak berpengaruh dalam interaksi sosial suatu kelompok masyarakat. Bahkan, unsur kepercayaan ini dapat menjadi ciri khas (tipikal) suatu masyarakat dalam melakukan interaksi sosial dan cara-cara masyarakat berkomunikasi. Hal ini mempengaruhi pula pola pikir suatu masyarakat tradisional bahkan masyarakat yang modern peradabannya. Kepercayaan tidak dapat dipisahkan dari nilai. Jika kepercayaan bersifat kognitif, maka nilai bersifat evaluatif.

Kepercayaan merupakan suatu pandangan-pandangan subyektif yang diyakini individu, bahwa suatu obyek atau peristiwa memiliki karakteristik-karakteristik. Budaya sangat memainkan peranan penting dalam membentuk suatu kepercayaan di tengah-tengah masyarakat. Kepercayaan dan nilai yang diyakini memberikan kontribusi bagi pengembangan isi sikap, yang kemudian diekspresikan dalam peristiwa komunikasi.

Jika kata "pamali" begitu diyakini "kebenarannya" oleh (katakanlah) sebagian masyarakat Sunda, karena ia merupakan sebuah tradisi budaya lisan leluhur Sunda, maka tentu boleh-boleh saja, jika kata-kata "pamali" mewarnai setiap himbauan atau larangan kepada masyarakat. Misalnya: "Pamali, membuang sampah di sembarang tempat", "Pamali, berjualan di tempat-tempat terlarang". "Pamali merokok di tempat umum", dan pamali-pamali lainnya. Tidak ada lagi pertanyaan: Mengapa tidak boleh ini dan mengapa tidak boleh itu. Karena jawabannya cukup satu kata: "Pamali!".

17 Pupuh Sunda

Pupuh, siapa sih orang sunda yang tak kenal pupuh? Satu kesenian Sunda dalam bentuk puisi tradisional bahasa Sunda yang memiliki jumlah suku kata dan rima tertentu di setiap barisnya. Terdapat 17 jenis pupuh, masing-masing memiliki sifat tersendiri dan digunakan untuk tema cerita yang berbeda.
1. Asmarandana, bertemakan cinta kasih, birahi:
2. Balakbak, bertemakan lawak, banyolan
3. Dangdanggula, bertemakan ketentraman, keagungan, kegembiraan
4. Durma, bertemakan kemarahan, kesombongan, semangat
5. Gambuh, bertemakan kesedihan, kesusahan, kesakitan
6. Gurisa, bertemakan khayalan
7. Jurudemung, bertemakan kebingungan
8. Kinanti, bertemakan penantian
9. Lambang, bertemakan lawak dengan aspek renungan
10. Magatru, bertemakan penyesalan
11. Maskumambang, bertemakan kesedihan yang mendalam
12. Mijil, bertemakan kesedihan yang menimbulkan harapan
13. Pangkur, bertemakan perasaan sebelum mengemban sebuah tugas berat
14. Pucung, bertemakan rasa marah pada diri sendiri
15. Sinom, bertemakan kegembiraan
16. Wirangrong, bertemakan rasa malu akan tingkah laku sendiri
17. Ladrang, bertemakan sindiran