Setelah kita tahu tentang Silih Asih [di Silih Asih, Silih Asah, Silih Asuh Part I], sekarang kita beranjak ke Part II yaitu Silih Asah. Silih Asah adalah saling mencerdaskan, saling menambah ilmu pengetahuan, memperluas wawasan dan pengalaman lahir batin. Capaian akhirnya adalah peningkaan kualitas kemanusiaan dalam segala aspeknya baik pada tataran kognisi, afeksi, spiritual maupun psikomotorik. Silih Asah adalah proses aktifitas antara dua pihak, ada yang berperan sebagai pemberi pengetahuan dan ada pula yang berperan sebagai penerima pengetahuan. Untuk itu perlu adanya situasi kondisi yang menyertainya, yaitu kesadaran bahwa:
• Asah berarti mempunyai visi dan misi. Hidup yang terarah adalah hidup yang visioner, yaitu hidup bermakna mempunyai tujuan yang jelas yang ingin dicapai. Ini berdampak dengan munculnya misi, yaitu tujuan yang ingin diraih secara bertahap.
• Asah berarti bersemangat. Semangat menandakan keteguhan itikad. Disebut juga sebagai kekuatan karsa.
• Asah adalah kemampuan mengendalikan diri. Sadar diri atau kemampuan mengendalikan diri merupakan perjuangan yang cukup berat.
• Asah adalah alat ukur dalam mencapai tujuan. Tujuan silih asah ialah bertambahnya ilmu pengetahuan sebagai alat dalam mencapai tujuan.
• Asah adalah metoda. Mempelajari sebuah ilmu memerlukan metoda atau cara.
• Asah yaitu adanya kesabaran. Dalam menuntut ilmu atau menyampaikan ilmu sangat memerlukan kesabaran, keuletan, tidak cepat bosan atau gampang menyerah.
• Asah memerlukan keterbukaan. Transparasi dalam arti tidak ada sesuatu yang disembunyikan demi tercapainya optimalisasi transformasi ilmu pengetahuan.
• Asah adalah sistem keteraturan. Kemampuan mengatur dalam pentransformasian ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang mesti dilakukan.
• Asah yaitu adanya kejujuran. “Kejujuran” biasa diartikan dalam penyampaian ilmu pengetahuan bersifat obyektif.
• Asah adalah kerja yang berkesinambungan. Ilmu pengetahuan adalah proses yang berkesinambungan, berakumulatif.
• Asah adalah kemampuan mengelola. Mentransformasikan ilmu pengetahuan memerlukan sistem, didaktik dan metodik.
• Asah adalah kreatifitas. Kreatifitas menjadi penanda manusia sehat cara berfikirnya. Dalam idiomatika Sunda dikenal istilah hirup nu hurip, rancage hate, rancingas rasa.
• Asah adalah inovatif. Perbaharuan terencana akan menjadi tenaga pendorong tumbuh kembangnya suatu ilmu dalam mengatasi tantangan jamannya.
• Asah adalah memberi penilaian. Pada hakikatnya silih asah adalah proses saling menilai atas kualitas ilmu pengetahuan dan kemampuan di antara dua pihak.
• Asah adalah keberanian untuk diuji. Untuk mengetahui ketercapaian hasil proses silih asah.
• Asah adalah proaktif. Proaktif dalam bahasa Sunda searti dengan rapekan, rancage, motekar, henteu kuuleun. Selalu berfikir positif dan mencari hal – hal baru yang dijadikan tantangan daya kreatifitasnya.
• Asah adalah kualitas diri. Kualitas manusia ditentukan oleh kualitas sumber daya dirinya.
• Asah adalah kemampuan berkomunikasi. Proses silih asah akan terjadi dengan intens bila proses berkomunikasi berjalan dengan baik.
• Asah adalah kemampuan bersinergi. Dengan proses silih asah sangat berkemungkinan terjadi interaksi sinergi antara dua pihak yang dapat menimbulkan penemuan – penemuan baru atau peningkatan kualitas diri yang lebih optimal.
• Asah memerlukan dana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar